Minggu, 01 Desember 2013

PENGERTIAN FILSAFAT ISLAM

05.52 Posted by luthfilaziman93@blogspot.com No comments


Sejarah tumbuhnya filsafat telah melahirkan beberapa ta’rif atau definisi mengenai pengetahuan ini. Jarang definisi itu disusun terlepas daripada keyakinan atau cara berfikir orang yang membuatnya. Sebagaimana dalam memberikan difinisi ilmu-ilmu lain, dalam ilmu filsafat-pun kita dapati definisi-definisi yang beraneka ragam, yang satu sama lain berdeda menurut apa yang diutamakan oleh penciptanya. Pengaruh keyakinan hidup seseorang ahli filsafat, begitu yang keadaaan ia beragama, percaya kepada konsepsi ke-Tuhanan sebagai yang tersebut dalam agama atau tidak, selalu tarsalurkan ke dalam kata-kata yang digunakan untuk meringkaskan pengertian filsafat ilmu.
Al-kindi ; yang mempelajari dengan mendalam filsafat Aristoteles pada hari-hari pertama kemajuan Islam dalaam masa pemerintahan khalifah Al-Mu’tashim Billah, mengambil kesimpulan, bahwa yang maujud hakiki itu tidak lain daripada satu-tunggal, yaitu Allah dengan tidak lain sebagai serikatnya. Kita lihat, bahwa Al-kindi meluruskan serta menjelaskan keyakinan Aristoteles, sehingga pahamnya lebih mendekati paham  Plato dengan pendirian, bahwa Allah adalah pencipta pertama dari segala yang maujud. Al-kindi adalah orang yang pertama dapat mendekatkan paham filsafat dengan keyakinan agama. Sayang Al-kindi tidak lebih dahulu dikenal dari al farabi dalam sejarah perkembangan filsafat ke-tuhanan, sehingga  kedudukan Farabi disebut sesudah Aristoteles. Al-kindi sebagaimana disebut oleh T.J. de Boer dalam “Tarikhul Filsafat fil Islam” (terjemah ke dalam bahasa Arab darpada kitabnya dalam bahasa belanddaa” De Geschiedenis van de Wijsbeggeerrte in den islam” oleh Muhammad Abdul Hadi Abu Ridah , Cairo, 1948), bahwa Al-kindi  lahir pada permulaan abad ke IX M.(akhir abad ke-11 H) di kufah,dan menurut Massignon dalam sebuah catatannya dalam kitab De Boer tsb. Al-Kindi itu meninggal tahun 246H. (860 M).
Dengan demikianlah daulah yang lebih dahulu membahas filsafat dalam islam dari pada al farabi, yang hidup antara 870-950 M. Al Farabi menempuh jalan yang sudah dirintis oleh Al kkindi, karena itu biasanya lebih memudahkan untuk menciptakan sesuatu definisi yang lebih umum dan sempurna. Al-Faarabi berkata : “Filsafat itu ialah ilmu pengetahun tentang alam yang maujud dan bertujuan menyelidiki hakekatnya yang sebenarnya”.
Dr. A. Vloemans mengemukakan beberapa banyak definisi mengenai filsafat dalam kitabnya ”Voorbereiding tot de Wijsbereetge” Den Haag, 1948), di antaranya pendapat Cicero (106-43  sebelum masehi), yang memberikan definisi : filsafat itu adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan tentang usaha mencapai yang tersebut, pada tempat yang lain dikatakannya, bahwa filsafat itu adalah induk dari segala ilmu-pengetahuan, sesuatu yang diciptakan tuhan. Sementara Epicirus, yang tidak percaya adanya tuhan, menerangkan bahwa filsafat itu adalah sesuatu tujuan yang dipimpin oleh akal, untuk mencapai kebahagiaan manusia, yang akan digunakan untuk hidup manusia itu
Jadi hampir semua definisi bergantung kepada cara orang berfikir mengenai filsafat itu.

0 komentar:

Posting Komentar