August Comte menerangkan, bahwa
tiap-tiap pribadi atau bangsa tumbuh dalam tiga tingkat kemajuannya: pertama,
tingkat agama atau dogma, dimana manusia menerima keyakinan dari mulut ke mulut
dan menjalankannya, kedua, tingkat filsafat, dimana manusia menggunakan
pikirannya untuk memikirkan, apakah yang menjadi hakekat kebenaran, dan yang
ketiga, tingkat ilmu pengetahuan, dimana manusia yang menggunakan pikiran itu
sudah sampai kepada tingkat yakin, dan bahwa yang diyakini itu adalah kebenaran
yang mutlak.
Meskipun ucapan Comte ini tidak seluruhnya benar, tetapi tidak dapat
kita sangkal bahwa agama-agama itu telah lebih dahulu lahir kedunia daripada
filsafat. Sejarah tertua daripada perkembangan filsafat ini kita dapati di
Timur, di India dan di Cina, di Persi dan di Mesir, bahkan di Arab dan di
lain-lain bagian dunia.
Tiap-tiap manusia mempunyai pandangan sendiri tentang kehidupan, baik
mengenai asal atau kesudahannya, baik mengenai pertumbuhan dan hidup di dunia
atau kelanjutan hidup di akhirat. Tidak boleh tidak persoalan-persoalan ini
akan menggerakkan pikiran setiap manusia dalam tiap zaman dan berakhir kepada
suatu pendapat, baik salah atau benar, menurut masing-masing penangkapan
manusia.
Filsafat itu adalah sesuatu yang terletak di tengah-tengah antara agama
dan ilmu. Ia menyerupai agama dari satu pihak, karena segala yang dipikirkannya
harus dengan yakin, ia menyerupai ilmu pada pihak yang lain, karena menghendaki
keputusan akal bukan hanya berdasarkan taqlid dan wahyu saja. Oleh karena ilmu
hanya dicapai dengan pengenalan ma’rifat yang terbatas, sedang agama dengan
keyakinan yang dituntut dengan pengenalan yang terbatas itu, di antara ilmu dan
agama tersebut, itulah filsafat.
Orang bertanya, mengapa ada filsafat Islam dan apa isinya? Sebenarnya
Filsafat Islam tidak ada, Al-Qur’an sebagai wahyu sudah sampai ketingkat ilmu
yang tidak dapat digoyahkan lagi oleh keraguan, mengenai insan, mengenai kaum
atau cakrawala dan mengenai konsepsi keyakinan bertuhan, bernabi, dll. Tetapi
yang ada ialah filsafat Qur’an yaitu filsafat atau menggunakan pikiran untuk
memahami segala sesuatu mengenai tiga
perkara tersebut, yang terdapat dalam AlQur’an akan didapati apa zat pencipta
yang sebenarnya dan bagaimana sifat-sifatnya. Begitu juga akan didapati bahwa
ciptaan tidak terlepas daripada aturan-aturan yang berasal daripada penciptaan
alam dan manusia itu sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar